Diantara Adab-adab yang perlu dilakukan oleh pengeluar zakat.Dibawa ini diterangkan secara ringkas tentang adab-adab tersebut.:-
Mengeluarkan pada waktu wajibnya, mengeluarkannya dengan senang
hati, memberikan dari hartanya yang terbaik, paling bagus, paling
disenangi, paling dekat kepada yang halal, menyenangkan si penerima,
menganggap kecil pemberiannya agar selamat dari sifat ujub,
menyamarkannya agar selamat dari sifat riya, terkadang menampakkannya
karena menghidupkan kewajiban ini dan karena mendorong orang-orang kaya
agar mengikutinya, dan janganlah membatalkannya dengan menyebut
pemberian dan menyakiti.
Yang afdhal, agar orang yang berzakat
menyalurkan sedekahnya pada orang yang lebih bertaqwa, lebih dekat
hubungan kekerabatannya, dan lebih membutuhkan. Dan agar ia berusaha
memberikan sedekahnya pada orang yang berkembang zakat dengannya dari
karib kerabat, orang-orang yang bertaqwa, para penuntut ilmu,
orang-orang fakir yang tidak meminta-minta, keluarga besar yang
membutuhkan dan semisal mereka. Dan agar ia mengeluarkan apa yang ada
padanya berupa zakat atau sedekah dan semisalnya sebelum adanya
halangan. Firman Allah SWT:
وَأَنفِقُوا مِن مَّارَزَقْنَاكُم مِّن
قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلآ
أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ
الصَّالِحِينَ {10}
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah
Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. ( QS. Al-Munafiqun:10 )
Dari
Abu Dzar r.a, ia berkata, ‘Nabi SAW bersabda: ‘Demi Allah SWT yang
jiwaku berada di tangan-Nya’ atau ‘Demi yang tidak ada Ilah selain Dia’
atau ’sebagaimana beliau bersumpah, tidak ada seorang laki-laki yang
mempunyai unta atau sapi atau kambing yang dia tidak menunaikan haknya
(zakatnya) kecuali didatangkan dengannya pada hari kiamat yang paling
besar dan paling gemuk, yang menginjaknya dengan kakinya dan menanduknya
dengan tanduknya. Setiap kali berlalu yang terakhir dikembalikan
atasnya yang pertamanya, sampai diputuskan di antara semua manusia”
Muttafaqun ‘alaih.